Tata surya adalah sekelompok benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusat dan sumber cahaya yang dikelilingi oleh planet-planet beserta satelit-satelitnya, asteroid (planetoid), komet, dan meteor. Bagaimana tata surya kita terbentuk di jagat raya ini?
Terdapat beberapa teori atau hipotesis yang menjelaskan pertanyaan tersebut, antara lain Hipotesis Kabut, Teori Planetesimal, Teori Pasang Surut Bintang, dan Teori Vorteks.
Teori terbentuknya tata surya:
1. Hipotesis Kabut
Imanuel Kant (1724-1804), berkebangsaan Jerman, membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satrelitnya.
2. Teori Planetesimal
Thomas C. Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang berarti planet kecil. Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh sehingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.
3. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet, Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
4. Teori Vorteks
Dikemukakan oleh Karl Von Weiszackermenurut Weiszacker, nebula (kabut) terdiri atas vorteks-vorteks (pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas. Gerakan gas dalam nebula menyebabkan pola sel-sel yang bergolak (turbulen). Pada batas antar sel turbulen, terjadi tumbukan antar partikel yang kemudian membesar dan menjadi planet.
Tetapi teori-teori tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.
Kamis, 08 Desember 2011
Astronomi: Teori-Teori Terbentuknya Tata Surya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"Ingin Copy Paste ? Hanya perlu tulis di Chat . Nanti akan saya berikan artikelnya."
Open Cbox
email lists
add url free
Daftar Isi
Berikut adalah daftar isi 5A Media
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini. Komentar anda sangat bermanfaat bagi kami.Terakasih